Wednesday, October 8, 2014

KURAGE NO HONE-NASHI (Ubur-ubur yang Tidak Bertulang)



Pada zaman dahulu kala, terdapatlah kisah tentang Istana Naga di laut.
Putri satu-satunya dari Raja Istana Naga itu jatuh sakit. Dimintalah Peramal untuk meramal tentang penyakit sang putri. Kemudian Peramal berkata, “Penyakit ini tidak akan sembuh jika tidak makan hati monyet.” Sungguh, ini merupakan hal yang sangat pelik. Karena di dalam laut tidak akan ada monyet, kelinci dan lainnya. Tetapi, Raja yang sangat ingin menyembuhkan penyakit putrinya, memanggil Kura-kura dan berkata, “Kamu bisa tinggal di dalam laut, dan bisa hidup pula jika berada di daratan. Saya meminta kepadamu yang mengenal kedua dunia itu, untuk pergi mengambilkan hati monyet.”
“Baiklah saya mengerti. Saya akan mencoba mencarinya.”
Kura-kura berenang melintasi ombak, dan sampailah pada sebuah pulau.
Kemudian begitu ia menemukan monyet, “ Monyet apakah engkau ingin pergi tamasya ke Istana Naga?”
Monyet adalah binatang yang penuh dengan rasa ingin tahu. Ia menjadi sangat senang, “Saya pernah berpikir untuk pergi ke situ barang sekali saja.”
“Kalau begitu, ayolah saya antarkan. Naiklah ke atas punggungku.”
Monyet naik ke atas punggung Kura-kura dan berpegangan erat-erat, dalam waktu singkat sampailah di Istana Naga. Istana yang sangat megah berkilauan. Kura-kura menurunkan monyet di depan gerbang istana. “Monyet, engkau tunggu sebentar di sini, ya.”
Monyet melihat sekeliling dengan gelisah. Begitu melihat wajah monyet, Ubur-ubur penjaga gerbang tertawa menyeringai.
“Kenapa engkau tertawa menyeringai melihat wajahku? Bukankah itu tidak sopan?” kata Monyet.
“Monyet apakah engkau tidak mengetahuinya?”
“Ada apa?”
“Putri raja satu-satunya karena sakit harus makan hati monyet. Itulah kenapa kamu dibawa ke sini. Hidupmu tidak akan lama loh.” Monyetpun terkejut begitu diberitahu oleh Ubur-ubur. Pada saat itu, datanglah Kura-kura menjemput Monyet.
“Ayo Monyet, silahkan lewat sini.”
Seperti tidak ada apa-apa, Monyet berjalan mengikuti Kura-kura.
“Kura-kura, ada hal yang saya khawatirkan.”
“Apa itu ?”
“Hari ini sepertinya cuaca sangat buruk. Sebenarnya, saya datang tanpa membawa hati yang saya jemur di pohon di gunung, tapi dalam cuaca begini harusnya saya bawa hati saya itu. Karena jika kehujanan maka hatinya akan mencair loh.”
Mendengar hal itu, Kura-kura menjadi kecewa.
“Oh, ternyata engkau datang tanpa membawa hatimu.Apa boleh buat, ayo kita pergi mengambilnya kembali.”
Kemudian Kura-kura menaikkan Monyet ke atas punggungnya, dan kembali ke pulau.
“Monyet kita sudah sampai. Cepatlah ambil kembali hatimu itu.”
“Terima kasih,” berkata begitu Monyet segera melarikan diri ke gunung, dan memanjat dahan pohon yang paling tinggi, tersenyum menyeringai. Karena Monyet tidak kembali turun juga, Kura-kura memanggil, “Monyet, ada apa gerangan?”
Kemudian Monyet menjawab, “Tidak ada gunung di dalam laut. Tidak ada hati di luar tubuh.”
Mendengar itu Kura-kura berpikir tentu Ubur-ubur telah bercerita, dan dengan marahnya Kura-kura kembali ke Istana Laut.
Sebagai hukuman bagi Ubur-ubur yang membuka rahasia, dicabutlah tulangnya, karena itulah ubur-ubur tubuhnya lembek seperti sekarang ini.

*** Pesan Moral ***
Kecerdasan akan mengalahkan kejahatanan

No comments:

Post a Comment