Pada zaman dahulu kala, terdapatlah kisah tentang Istana
Naga di laut.
Putri satu-satunya dari Raja Istana Naga itu jatuh sakit.
Dimintalah Peramal untuk meramal tentang penyakit sang putri. Kemudian Peramal
berkata, “Penyakit ini tidak akan sembuh jika tidak makan hati monyet.”
Sungguh, ini merupakan hal yang sangat pelik. Karena di dalam laut tidak akan
ada monyet, kelinci dan lainnya. Tetapi, Raja yang sangat ingin menyembuhkan
penyakit putrinya, memanggil Kura-kura dan berkata, “Kamu bisa tinggal di dalam
laut, dan bisa hidup pula jika berada di daratan. Saya meminta kepadamu yang
mengenal kedua dunia itu, untuk pergi mengambilkan hati monyet.”
“Baiklah saya mengerti. Saya akan mencoba mencarinya.”
Kura-kura berenang melintasi ombak, dan sampailah pada
sebuah pulau.
Kemudian begitu ia menemukan monyet, “ Monyet apakah engkau
ingin pergi tamasya ke Istana Naga?”
Monyet adalah binatang yang penuh dengan rasa ingin tahu.
Ia menjadi sangat senang, “Saya pernah berpikir untuk pergi ke situ barang
sekali saja.”
“Kalau begitu, ayolah saya antarkan. Naiklah ke atas
punggungku.”
Monyet naik ke atas punggung Kura-kura dan berpegangan
erat-erat, dalam waktu singkat sampailah di Istana Naga. Istana yang sangat megah
berkilauan. Kura-kura menurunkan monyet di depan gerbang istana. “Monyet,
engkau tunggu sebentar di sini, ya.”
Monyet melihat sekeliling dengan gelisah. Begitu melihat
wajah monyet, Ubur-ubur penjaga gerbang tertawa menyeringai.
“Kenapa engkau tertawa menyeringai melihat wajahku?
Bukankah itu tidak sopan?” kata Monyet.
“Monyet apakah engkau tidak mengetahuinya?”
“Ada apa?”
“Putri raja satu-satunya karena sakit harus makan hati
monyet. Itulah kenapa kamu dibawa ke sini. Hidupmu tidak akan lama loh.” Monyetpun
terkejut begitu diberitahu oleh Ubur-ubur. Pada saat itu, datanglah Kura-kura
menjemput Monyet.
“Ayo Monyet, silahkan lewat sini.”
Seperti tidak ada apa-apa, Monyet berjalan mengikuti
Kura-kura.
“Kura-kura, ada hal yang saya khawatirkan.”
“Apa itu ?”
“Hari ini sepertinya cuaca sangat buruk. Sebenarnya, saya
datang tanpa membawa hati yang saya jemur di pohon di gunung, tapi dalam cuaca
begini harusnya saya bawa hati saya itu. Karena jika kehujanan maka hatinya
akan mencair loh.”
Mendengar hal itu, Kura-kura menjadi kecewa.
“Oh, ternyata engkau datang tanpa membawa hatimu.Apa boleh
buat, ayo kita pergi mengambilnya kembali.”
Kemudian Kura-kura menaikkan Monyet ke atas punggungnya,
dan kembali ke pulau.
“Monyet kita sudah sampai. Cepatlah ambil kembali hatimu
itu.”
“Terima kasih,” berkata begitu Monyet segera melarikan diri
ke gunung, dan memanjat dahan pohon yang paling tinggi, tersenyum menyeringai.
Karena Monyet tidak kembali turun juga, Kura-kura memanggil, “Monyet, ada apa
gerangan?”
Kemudian Monyet menjawab, “Tidak ada gunung di dalam laut.
Tidak ada hati di luar tubuh.”
Mendengar itu Kura-kura berpikir tentu Ubur-ubur telah
bercerita, dan dengan marahnya Kura-kura kembali ke Istana Laut.
Sebagai hukuman bagi Ubur-ubur yang membuka rahasia,
dicabutlah tulangnya, karena itulah ubur-ubur tubuhnya lembek seperti sekarang
ini.
*** Pesan
Moral ***
Kecerdasan
akan mengalahkan kejahatanan
No comments:
Post a Comment