Teman-teman Kintaro adalah
binatang-binatang yang menghuni gunung Ashigara. Apabila Kintaro pergi ke
gunung, maka binatang-binatang akan datang berkumpul. Seperti : rusa, kelinci,
rubah, monyet, dan tupai. Kintaro setiap hari menghabiskan hari-harinya
bermain-main dengan binatang-binatang itu.
“Ayo, kita lomba lari sampai
ke gunung.”
“Bersiaap, mulai !”
Hosh…hosh…hosh… untuk lomba
laripun, Kintaro yang nomor satu.
“Selanjutnya kita main apa
ya?”
“Ayo bertanding sumo.”
“Ya, ayo-ayo”
Mereka menggambar sebuah
lingkaran yang besar di tanah dengan menggunakan dahan pohon. Membuat dohyo.
“Ayo lawan, jangan
sampai keluar lingkaran.”
Pada saat sedang asyik
bermain dengan para binatang, tiba-tiba, “Argh…”terdengar suara raungan dari
seekor beruang liar yang tiba-tiba saja muncul.
“Kintaro, ayo bertanding sumo melawanku. Balasannya kalau kamu
kalah, kamu akan aku jadikan pelayanku.”
“Tidak apa-apa. Ayo mulai !”
“Kira-kira siapa yang akan
menang ya”, kata para binatang.
“Ayo Kintaro, lawan dia !”,
seru para binatang dengan cemas.
Dan dimulailah pertandingan sumo tersebut.
“Ayo lawan, jangan sampai
keluar lingkaran.”
Ini adalah pertandingan
jawara sumo gunung Ashigara. Kintaro dengan muka
memerah, berusaha dengan keras menjatuhkan beruang. Beruangpun berusaha
bertahan dengan kedua kakinya.
“Yak !”, seiring dengan
teriakan kemenangan Kintaro beruangpun jatuh terdorong ke luar lingkaran
“Yah, kalah. Aku
mengaku kalah darimu. Mulai sekarang aku akan mendengarkan apapun kata-katamu.”
Kata beruang.
“Kalau begitu berhentilah
mengganggu dan berbuat kasar pada semua, ya.”
“Ya, aku tidak akan
melakukannya lagi.”
Dengan begitu, merekapun
berteman baik dengan beruang.
Pada suatu hari berkatalah
musang. “Kintaro, ayo kita pergi memunguti buah kuri di seberang gunung”
“Ya, ayo kita pergi.”
Para binatang pergi dengan riangnya.
Tetapi, ketika sampai di
tempat mereka harus menyeberang, ternyata tidak ada jembatan yang menghubungkan
sungai. Apakah telah dihanyutkan oleh badai?. Kalau begini tentulah tidak akan
bisa menyeberang ke tepian sungai di seberang.
“Waduh, bagaimana ini? “
semua mengeluh, dan seketika itu, “Hei, ayo kita bikin jembatan”, berkata
Kintaro, kemudian memagut sebuah pohon yang sangat besar yang ada di dekat
situ, dan mencabutnya dengan kedua tangannya.
“Hah..hah…”, kemudian
akhirnya, “srak” bunyi suaranya, mulai tercabut akar dari pohon besar itu.
Kintaro dengan segenap
kekuatannya, mencabut pohon besar itu sampai ke akar-akarnya.
“Wah, Kintaro hebat ya.”
“Terima kasih, Kintaro.”
Semuanya memuji kehebatan Kintaro.
Kintaro kemudian merebahkan
pohon besar itu sampai ke tepian sungai di seberang, dan terbentanglah sebuah
jembatan kayu bulat yang besar..
“Nah, ini dia. Ayo kita
menyeberang.”
Merekapun menyeberangi
jembatan untuk pergi memunguti buah kuri.
Ternyata peristiwa ini
dilihat secara diam-diam oleh seseorang dari tempat persembunyiannya. Seorang
pengikut dari samurai hebat
ibu kota, yang sedang
menyertainya berburu di gunung.
“Ada seorang anak laki-laki yang hebat.”
Samurai itu terkejut dan berkata pada pengikutnya itu.
“Saya ingin anak laki-laki
itu untuk menjadi pelayan saya.”
Akhirnya Kintaro dibawa ke
ibu kota, berganti nama menjadi
Sakatano Kintoki, dan kemudian menjadi seorang samurai yang sangat kuat dan terkenal,
Catatan :
1. sumo : gulat ala Jepang
2. dohyo : lingkaran di atas tanah yang merupakan arena untuk bergulat
3. kuri :
kastanya
4. samurai : istilah untuk perwira militer kelas elit
Jepang, orang yang kuat.
*** Pesan Moral ***
Anak yang baik akan disayangi teman-temannya
No comments:
Post a Comment