
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang bernama
Hikoichi. Dia memiliki kepercayaan diri tidak akan kalah dari siapa pun dalam
hal bertanam bunga asagao.. Hikoichi mengunjungi istana dan bahkan di depan
Raja pun ia dengan sombongnya berkata,
“Wahai Sang Raja, Di halaman rumah saya sekarang ini ada
100 lebih pot asagao. Bunganya tidak terhitung banyaknya, dan mekar
berwarna-warni.”
“Oh ya, kalau begitu saya ingin melihatnya barang sekali
saja.”
“Saya senang sekali. Segera akan saya bawakan barang 10
pot.”
“Oh tidak, Saya ingin melihat asagao yang mekar serempak di
halaman rumahmu itu.. Besok saya akan mampir sepulang dari ziarah.”
“Terima kasih banyak…. Nomong-ngomong, jam berapa pulang
dari ziarahnya?”
“Hmm….Sekitar siang hari.”
Hikoichi tersentak kaget.
Ini menjadi hal yang sangat pelik. Karena asagoa adalah
bunga yang mekar di waktu pagi-pagi sekali. Tidak mungkin ia akan tetap mekar
dengan indahnya hingga siang hari.
“Ada apa
Hikoichi. Apakah kamu baik-baik saja?”
“Tidak, saya baik-baik saja.”
Hikoichi yang tidak suka kekalahan menunjukkan wajah yang
kaku.
“Terima kasih telah menerima kedatangan saya. Akan saya perlihatkan bunga segar
yang baru mekar.
“Kalau begitu, saya tidak sabar menunggu besok.”
Hikoichi yang telah pulang ke rumahnya berpikir dengan keras. Kemudian ia
mendapatkan ide yang bagus.
“Dengan ini pasti akan berhasil”
Pagi hari berikutnya, matahari bersinar terik. Mendekati siang menjadi semakin
panas saja.
“Hikoichi sombong sekali. Tentu sekarang ia sedang kebingungan. Karena tidak
mungkin asagao mekar di siang hari.”
Sambil berpikiran demikan, Raja sesuai janjinya tiba di
rumah Hikoichi. Hikoichi menyambutnya dengan tersenyum.
“Silahkan. Lewat sini.”
Raja memasuki halaman, “Ini menakjubkan sekali
Di dalam 100 buah pot lebih terlihat asagao yang semarak.。
“Tidak mungkin, terlihat seperti bunga buatan.”
“Anda tidak salah, ini adalah bunga asli, bunga yang baru
saja mekar.”
“Apakah kamu punya rahasia khusus?”
“Ha..ha…ya..punya.”
“Apa rahasianya?”
“Saya akan menceritakannya, tapi saya mempunyai sebuah
permintaan…”
“Silahkan, bilang saja.”
“Sebenarnya, karena panas matahari air di ladang menjadi
kering. いねTunaspun menjadi layu. Dan saya mengambil air kolam yang
terdapat di kediaman Raja.”
“Saya mengampuni apa yang telah kamu lakukan.”“
“Terima kasih, “ Hikoichi menundukkan kepalanya
dalam-dalam.
“Ngomong-ngomong, apa rahasia yang kamu bilang tadi?”
“Oh bukan hal penting. Saya hanya sedikit menipu asagao.”
“Hah, menipu?”
“Ya, asagao akan mekar begitu pagi mulai terang. Sebelum
itu pada malam harinya, saya menaruh semua pot asagao di tempat yang gelap. Dan
tepat sesaat sebelum Raja datang, saya mengangkutnya ke sini. Asagao kemudian
mekar dengan serempak seperti yang Raja lihat ini.”
“Engkau menyadari hal pentingnya, ya. Sungguh sangat
pintar.”
Pada hari berikutnya, air yang terdapat di kediaman Raja
mengaliri sawah ladang penduduk. Tidak terkira betapa senangnya hati para
penduduk.
“Terima kasih. Ini semua berkat Hikoichi.”
Lambat laun nama Hikoichi menjadi terkenal.
*** Pesan
Moral ***
Usaha yang
sungguh-sungguh akan menemukan hasil.